Bahagia sekali ketika anak ke 4 ku lahir dengan sempurna dan sangat mudah, semua itu adalah karunia dan pemberian Alloh yang sangat luar biasa, bayi itu lahir ketika 30 menit setelah ku sampai ada di samping istriku, rupanya bayi itu menunggu ku untuk keluar dari rahim dan melihat dunia. akhirnya "Fatiza Rahima Ramadhani" terlahir dengan sangat luarbiasa, kenapa luarbiasa karena dia lahir begitu mudah si ibu musti tanpa nunggu dokter tapi nunggu suaminya, bayi itu loncat, bahkan dokter itu bilang ini mah calon atlit soalnya lahirnya "loncat".
Tanggal 23 Agustus 2011/23 Ramadhan 1432 H pada jam 10.15 am, di Rumah sakit Santo Yusup Bandung. 3 hari sudah dari kelahiran saatnya cek up ke dokter, hari itu jum'at tanggal 26 agustus 2011, istriku berangkat berdua dengan kakaknya kerumah sakit dimana fatiza di lahirkan, waktu itu jam 9.30, tapi seteleh mendekati jumaatan kok belum ada kabar, terlintas dipikiranku ahh apakah ada sesuatu dengan fatiza, selepas juma'tan sesampainya di rumah, anak perempuanku "lala" begitu panggilannya, memberitahukan kalau tadi ibunya menelpon dan memberitahukan kalau abi harus ke rumah sakit. seketika juga langsung bergegas ke rumah sakit...dan bener disana istriku memberitaukan kalau fatiza kena "Kuning" perdebatanpun berlangsung sengit. ku masih menganggap kalau hal tersebut adalah hal biasa, tapi istriku menganggap itu abnormal, itupun kata dokter katanya kadar kuningnya 13, nggk jelas 13 apaan. ydah lah akhirnya ku mengalah dan memutuskan untuk di rawat di rumah sakit, tapi karena rumah sakit tersebut penuh untuk perawatan bayi kuning. akhir dirujuk ke klinik yang lainnya. berangkat lah....
Nah sekarang saya ingin berbagi tentang apa itu penyakit kuning itu sebenarnya;
Sinar Biru Untuk Melawan Bayi Kuning
Bayi baru lahir sering diterapi dengan sinar biru. Apa hebatnya sinar ini?
Ikterus adalah warna kuning yang tampak pada putih mata (sklera) dan kulit bayi baru lahir. Warna kuning itu pertanda terjadinya penumpukan bilirubin, yaitu senyawa hasil pemecahan sel darah merah, bisa karena sel darah merah sudah tua atau ada proses penghancuran yang abnormal. Semasa dalam kandungan, bilirubin dikeluarkan melalui plasenta ibu. Setelah lahir, bayi harus mengeluarkannya sendiri. Pengeluaran bilirubin oleh bayi memerlukan fungsi hati yang sempurna dan makanan dalam usus yang membawanya keluar sebagai feses.
Kadar bilirubin yang normal bergantung pada usia bayi. Contohnya, kadar bilirubin 12 mg/dl pada bayi kurang dari 24 jam adalah abnormal. Tetapi kadar tersebut pada bayi cukup bulan usia 3 hari adalah normal.
Bila bayi tampak kuning, perlu diperiksa kadar bilirubin untuk menentukan apakah kadarnya masih normal atau sudah abnormal sehingga perlu terapi. Dianggap di atas normal bila kadar biliburin lebih dari 12 mg/dl. Bila kadar bilirubin di atas normal, dokter akan melakukan terapi sinar biru pada bayi kuning tersebut. Terapi ini dilakukan di rumah sakit. Bayi diletakkan di bawah lampu yang memancarkan spektrum cahaya biru dengan panjang gelombang tertentu (ukurannya sekitar 450 nanometer).
Fungsi terapi sinar biru ini akan mengubah bilirubin menjadi senyawa yang larut dalam air sehingga dapat dikeluarkan dari tubuh bayi. Berapa lama bayi menjalani terapi sinar biru tergantung pada kadar bilirubin, biasanya sekitar 2-4 hari. Bila kadar bilirubin 12-15 mg/dl, terapi dilakukan selama 2-3 hari. Bila kadarnya mencapai 15-20 mg/dl terapi dilakukan selama 3-4 hari.
Biliblanket. Selain terapi sinar biru, dapat pula dilakukan dengan biliblanket, yaitu selimut yang mengandung serat optik yang juga terdapat pada sinar biru. Bedanya, selimut ini dapat langsung menutup tubuh bayi sehingga Anda dapat langsung menyusui dan memeluknya. Di Indonesia juga tersedia biliblanket, namun tidak begitu efektif dalam menurunkan kadar bilirubin. Yang paling efektif adalah terapi sinar biru.
Tranfusi darah. Bila kadar bilirubin bayi baru lahir di atas 20 mg/dl, dokter akan malakukan transfusi darah untuk menukar darah bayi. Karena, bilirubin yang sangat tinggi berisiko tinggi masuk ke dalam otak sehingga terjadi gangguan pada otak dan kualitas perkembangan bayi.
Gejala kuning:
• Kulit, selaput lendir (gusi, mata) berwarna kuning.
• Bayi rewel, mengantuk, lemas.
• Kurang aktif menyusu.
• Urin berwarna kuning tua (pekat).
Cara terapi:
• Bayi dalam boks disinar dari jarak 10 – 23,5 cm.
• Saat diterapi, mata bayi ditutup dengan kain kassa, agar retinanya aman.
• Selama menjalani terapi, bayi harus sering disusui karena ASI efektif dalam melancarkan proses buang air kecil dan buang air besar, dan bayi terhindar dari dehidrasi akibat efek panas sinar biru tersebut.
Belum ditemukan efek negatif dari terapi sinar biru terhadap kesehatan bayi bila dilaksanakan dengan tepat. Terapi sinar biru masih dianggap aman dan tidak mahal.
Tanggal 23 Agustus 2011/23 Ramadhan 1432 H pada jam 10.15 am, di Rumah sakit Santo Yusup Bandung. 3 hari sudah dari kelahiran saatnya cek up ke dokter, hari itu jum'at tanggal 26 agustus 2011, istriku berangkat berdua dengan kakaknya kerumah sakit dimana fatiza di lahirkan, waktu itu jam 9.30, tapi seteleh mendekati jumaatan kok belum ada kabar, terlintas dipikiranku ahh apakah ada sesuatu dengan fatiza, selepas juma'tan sesampainya di rumah, anak perempuanku "lala" begitu panggilannya, memberitahukan kalau tadi ibunya menelpon dan memberitahukan kalau abi harus ke rumah sakit. seketika juga langsung bergegas ke rumah sakit...dan bener disana istriku memberitaukan kalau fatiza kena "Kuning" perdebatanpun berlangsung sengit. ku masih menganggap kalau hal tersebut adalah hal biasa, tapi istriku menganggap itu abnormal, itupun kata dokter katanya kadar kuningnya 13, nggk jelas 13 apaan. ydah lah akhirnya ku mengalah dan memutuskan untuk di rawat di rumah sakit, tapi karena rumah sakit tersebut penuh untuk perawatan bayi kuning. akhir dirujuk ke klinik yang lainnya. berangkat lah....
Nah sekarang saya ingin berbagi tentang apa itu penyakit kuning itu sebenarnya;
Sinar Biru Untuk Melawan Bayi Kuning
Bayi baru lahir sering diterapi dengan sinar biru. Apa hebatnya sinar ini?
Ikterus adalah warna kuning yang tampak pada putih mata (sklera) dan kulit bayi baru lahir. Warna kuning itu pertanda terjadinya penumpukan bilirubin, yaitu senyawa hasil pemecahan sel darah merah, bisa karena sel darah merah sudah tua atau ada proses penghancuran yang abnormal. Semasa dalam kandungan, bilirubin dikeluarkan melalui plasenta ibu. Setelah lahir, bayi harus mengeluarkannya sendiri. Pengeluaran bilirubin oleh bayi memerlukan fungsi hati yang sempurna dan makanan dalam usus yang membawanya keluar sebagai feses.
Kadar bilirubin yang normal bergantung pada usia bayi. Contohnya, kadar bilirubin 12 mg/dl pada bayi kurang dari 24 jam adalah abnormal. Tetapi kadar tersebut pada bayi cukup bulan usia 3 hari adalah normal.
Bila bayi tampak kuning, perlu diperiksa kadar bilirubin untuk menentukan apakah kadarnya masih normal atau sudah abnormal sehingga perlu terapi. Dianggap di atas normal bila kadar biliburin lebih dari 12 mg/dl. Bila kadar bilirubin di atas normal, dokter akan melakukan terapi sinar biru pada bayi kuning tersebut. Terapi ini dilakukan di rumah sakit. Bayi diletakkan di bawah lampu yang memancarkan spektrum cahaya biru dengan panjang gelombang tertentu (ukurannya sekitar 450 nanometer).
Fungsi terapi sinar biru ini akan mengubah bilirubin menjadi senyawa yang larut dalam air sehingga dapat dikeluarkan dari tubuh bayi. Berapa lama bayi menjalani terapi sinar biru tergantung pada kadar bilirubin, biasanya sekitar 2-4 hari. Bila kadar bilirubin 12-15 mg/dl, terapi dilakukan selama 2-3 hari. Bila kadarnya mencapai 15-20 mg/dl terapi dilakukan selama 3-4 hari.
Biliblanket. Selain terapi sinar biru, dapat pula dilakukan dengan biliblanket, yaitu selimut yang mengandung serat optik yang juga terdapat pada sinar biru. Bedanya, selimut ini dapat langsung menutup tubuh bayi sehingga Anda dapat langsung menyusui dan memeluknya. Di Indonesia juga tersedia biliblanket, namun tidak begitu efektif dalam menurunkan kadar bilirubin. Yang paling efektif adalah terapi sinar biru.
Tranfusi darah. Bila kadar bilirubin bayi baru lahir di atas 20 mg/dl, dokter akan malakukan transfusi darah untuk menukar darah bayi. Karena, bilirubin yang sangat tinggi berisiko tinggi masuk ke dalam otak sehingga terjadi gangguan pada otak dan kualitas perkembangan bayi.
Gejala kuning:
• Kulit, selaput lendir (gusi, mata) berwarna kuning.
• Bayi rewel, mengantuk, lemas.
• Kurang aktif menyusu.
• Urin berwarna kuning tua (pekat).
Cara terapi:
• Bayi dalam boks disinar dari jarak 10 – 23,5 cm.
• Saat diterapi, mata bayi ditutup dengan kain kassa, agar retinanya aman.
• Selama menjalani terapi, bayi harus sering disusui karena ASI efektif dalam melancarkan proses buang air kecil dan buang air besar, dan bayi terhindar dari dehidrasi akibat efek panas sinar biru tersebut.
Belum ditemukan efek negatif dari terapi sinar biru terhadap kesehatan bayi bila dilaksanakan dengan tepat. Terapi sinar biru masih dianggap aman dan tidak mahal.