Selamat Datang Di Blog YudiFlasheR

Menorekan apa yang kita rasakan adalah tidak mudah, merangkai kata untuk mewakili perasaan itu seperti mendaki sebuah bukit yang terjal, terkadang terpeleset, atau terantuk dan akhirnya perlu adanya energi kemauan dan kebiasan positif yang terlatih.

Jumat, 03 September 2010

Atrium Senen


mohon dipahami bahwa tausiyah ini mah, buat saya pribadi. Tidak bermaksud menyindir siapa-siapa apalagi menggurui (engga deh…ngajar anak kecil aja udah susyah..apalagi yang udah kepala 6.hihii).

Jreng..jreng…(ceritanya dimulai tea..latar belakang scenenya apa yaa?)
Bukber itu singkat saja. Hanya satu sesi kalo ngajar privat mah. Tapi.. dari bukber yang singkat itu, meski diselingi canda tawa (ga diselingi, dominan malah:P) bagitu banyak tausiyah tersembul di sana-sini. Tausiyah yang sangat berarti dan berharga buat kita yang masih mau melanjutkan hidup dan kehidupan yang sementara ini (tapi menggiurkan:D), bahasa seorang sahabat, penuh JJS. Bukan Jalan-Jalan Sore, tapi Janji-Janji Syurga versi manusia yang selalu haus akan materi (baca:harta, tahta dan wanita).

Berikut tausiyah yang coba saya inget-inget dan bagi-bagi yang mungkin bisa bermanfaat:
1. Ngga perlu tergiur oleh JJS dalam kehidupan anda. Pilihannya cuma dua, YA atau TIDAK. Jadi ngga ada tuh yang namanya setengah-setengah atau 50-50. Baik ya baik. Buruk ya buruk. Benar ya benar. Salah ya salah. Yang hak dan yang bathil itu jelas, kok. Jelas pisan, sampe kita kepeleset mulu dan sulit menghindar:P

2. Ngga usah terlalu menuntut dalam kehidupan ini. Terimalah dan bersyukurlah. Belajarlah untuk ikhlas. Apalagi dalam berumah tangga. Lihatlah sisi baik pasanganmu ketimbang membuat daftar panjang hal-hal yang kurang atau kau tidak sukai darinya. Cobalah untuk mengerti. Pahamilah dan belajarlah mencintai. (Lucu juga kan, bilangna ngga cinta-ngga cinta ama istri, tapi anaknya duabelas..Udah 50 tahun bersama, terus keukeuh bilang ngga cinta juga??). Meski..poin ini ngga mudah dan berat. Berat pisan. Apalagi saya yang masih dalam itungan taun bersama pasangan..

3. Ngapain stress berat ngadepin kehidupan ini. Balikin lagi ama diri, kita melakukan sesuatu karena apa? Karena status? Karena malu? Karena orang yang dituakan? Karena iri? Karena mau pamer, atau karena ALLAH? Tanya berulang-ulang. Kalo perlu, tuh pertanyaan disetel kayak lagu rap..biar terus terngiang-ngiang di telinga.

4. Bijaklah memandang kehidupan. Bukan injak sana, injak sini. Bukan, bukan itu. Orang-orang yang bijak bisa merasa dan mengerti bahwa kehidupan ini indah dan manis kayak gula merah. Hanya dengan syarat, jika kita memaknainya dengan positive thingking, memahaminya dengan pikiran yang tidak sempit kayak gang kecil. Tapi mesti luas kayak lapangan sepakbola.
Apalagi yaa…kayaknya tausiyahnya cuma 4 poin (jujur aja, meski cuma 4 poin, cukup buat saya memikirkannya sepanjang atrium sampe pondok gede dengan dilengkapi dua kali pindah kendaraan. Dari busway dan terjun ke angkot. Lalu menikmati macetnya pasar Kramat Jati (mungkin kalo ngga macet, bukan kramat jati namanya tapi damai jati..hehehe).
Maap..penjelasannya sangat jauh dari memadai. Sampai kini..4 poin itu masih jadi perenungan saya.
Akhir kata (loh..kayak ceramah?), semoga bisa bermanfaat. (oleh : Teh Ade Suryati )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berikan Komentar pada Artikel Ini !