Selamat Datang Di Blog YudiFlasheR

Menorekan apa yang kita rasakan adalah tidak mudah, merangkai kata untuk mewakili perasaan itu seperti mendaki sebuah bukit yang terjal, terkadang terpeleset, atau terantuk dan akhirnya perlu adanya energi kemauan dan kebiasan positif yang terlatih.

Kamis, 28 April 2011

Coretan diatas Canvas LED


Waktu bergulir dari setiap detiknya, menit, Jam, hari, Minggu, Bulan dan Tahun hingga hari ini, waktu itu bergulir kadang terasa lambat kadang terasa cepat. Waktu ini berjelan searah hanya maju tidak ada pause, stop dan play again layaknya playback control sebuah movie player, film ini tidak ada cut dan ulangan lagi terus berjalan tanpa hirau siapapun dia. Waktu berdetak, bergulir, berdentang semuanya tanpa henti tanpa ada jeda. Sehingga usia pun berkurang dan lemah atas waktu itu sebagaimana daun yang hijau dan segar akan tanggal ketika warnanya sudah kecoklatan.

Ritme kehidupan dan waktu berjalan pada rel yang sama, hanya manusia lah yg berhenti karena tidak kuat menandingi keperkasaan waktu. Pagi itu tidak ada layar yang bisa mensiratkan atau menayangkan sesuatu ,yang ada hanya audio yang melantunkan kadang merdu kadang memecah gendang telinga, visualisai hanya ada dalam pikiran ini. Beranjak pada pagi hari di tahun yang berbeda kulihat tayangan yang sebenarnya tidak terbayangkan sebelumnya, kabar dari satu insani ke yang lainnya harus melwati kertas yang berperangko, tak ada suara yang terdengar di kertas itu.
Ku terbangun pagi itu mendengar suara sebagai pertanda pesan yang diterima, hanya bisa baca tak ada yang bisa dilhat selain teks yang hurufnya kaku. Kini deringan pertanda mulai beragam dari mulai pesan masuk maupun suara panggilan dari jarak yang terbayangkan yang jauh sekalai tapi tidak jauh dari telinga. Kulihat surat kabar tidak datang dengan seoarang pengantar, dia menghampiri disetiap pagi nya dengan menjentikan dan memijit dengan halus ke papan ketik yang nyaris tak terdengar.

Pagi itu tertawa terbahak bahak karena lelucon obrolan yang tidak ketara orangnya tapi begitu dekat dan terasa dengan emotikon yang dikirimnya, tak puas denga hanya membaca teks saja kita bisa melihat senyum manisnya dengan melihat raut wajahnya di screen LED yang begitu jernih dan menyamai kecantikannya ketika tersenyum. Hingg waktu itu tidak berjarak, hingg waktu itu tidak berbanding lurus dengan jarak , tapi dengan kecepatan.
Kecepatan sebuah kata yang menjadi ujung tombak dalam meraih waktu yg sesingkat singkatnya, kecepatan ditempuh bukan hanya per kilometernya tapi kecepatan di tempuh dengan per nano second nya. Hingga bisa menuju pintu Dumay, DUNIA MAYA, dunia yang sangat asing dan anyar di telinga, karena dunia ghoib, dunia nyata, dunia rahim, dunia baka dan dunia akhirat. Dunia Maya ini sejalan dengan Dunia Nyata, Dunia maya ada karena nyatanya dunia nyata ini. Begitu gelap, terang, tragis, kejam, seronok dan pengetahuan bercampur tiada batas.

Kunci untuk masuk dunia maya begitu mudah didapatkan bisa memilki kunci itu dengan sendirinya ataupun meminjam dan menyewanya. Ketika kunci “connected” maka pintu Dunia Maya terbuka selebar lebarnya, arahpun tak jelas ketika kita masuk kedunia itu tanpa tujuan, karena yang ada kita hanyalah sampah dan akan menjadi sampah selamanya. Ketika tujuan itu jelas dan terarah maka dunia maya itu akan menopang dunia nyatanya.

Melihat Begitu hebatnya mereka terpampang dengan gagahnya atas raihan di dunia nyata menghiasi dunia maya, kadang menjadi silau melihatnya sehingga terucap, “ ooo Alangkah nikmatnya si fulan begitu terlihat bahagia”. Jarang pampangan dunia maya sebuah suguhan akan kemiskinan kejelekan si empunya, yang ada sebaliknya. Bahkan tak mau muncul untuk terlihat karena dia merasa rendah dibanding yang lain. Terlihat hebat, terlihat wah... itulah yang diincar sehingga orang yang melihatnya menjadi ingin seperti dia. Padahal ada sesuatu yang tidak harus selalu terlihat dan tidak perlu kita perlihatkan. Dunia ini mendorong untuk udzub, ria dan pongkah...ohh dunia yang penuh dengan orang munafik dunia show off.

Hanya senyum kecil itu tersungging sambil membasahi bibirnya dengan “Astagfirulloh, Subhannaloh, Alhamdulilah, Allohhu Akbar. Tiada yang patut disembah selain Alloh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berikan Komentar pada Artikel Ini !