Setelah beberapa minggu ini perhatian ke berbagai media, internet, tv dan koran serta majalah, ada beberapa yang membuat perhatian dan miris membaca dan menyimaknya. dari mulai seorang Hakim yang sogok, dari mulai para konspirator ulung yang lagi memainkan negeri ini, Anak sekolah yang Jujur diusir dari kampungnya, orang tua kritis diancam sampai anaknya enggan untuk masuk sekolah lagi, TKI yang dipancung dan di tembus dengan nilai yang fantastis, biaya sekolah tinggi yang melambung. Hukum yang tidak berpihak pada wong cilik dan hati nurani seperti sedikit dari kasus Prita dengan RS Omni, Rendy dengan jual IPAD di KASKUS, disalah satu acara di Metrotv, beberapa orang yang tidak bersalah dipaksa dengan oknum polisi untuk mengakui perbuatan yang tidak diperbuatnya...inikah pertanda akhir dari sebuah negara? Apa yang akan terjadi? Revolusi Sosial seperti Mesir? Jejaring sosial menjadi senjata yang ampuh untuk sebagai sebuah pergerakan dan konspirasi era informasi, ole karena itu semua intelejen masuk ke seluruh jejaring sosial seperti twiter dan facebook. hehehe mereka dah aware....
Permasalahan seabrek diatas setidaknya tidak membuat kita menjadi surut untuk berbuat baik kepada sesama yang memerlukannya. sangat sedih sekali ketika mendengar sebuah Rumah Sakit Daerah di Garut bangkrut diakarenakan kebanykan menampung Rakyat Miskin, kok bisa ya? padahal itu di support sama pemerintah. seharusnya kesehatan itu bisa kita nikmati grats seperti ketika kita menikmati tayangan televisi, bisa nggk yah...? malah tuh tv makin makmur saja karena ada sponsor , bisa nggk y Rumah sakit kayak gitu, Obat Obatan yang di supply sebagai baiya marketing pihak yang mempunyai Obat, ya itung itung promolah..., begitupun alat alat kesehatan...apa bisa yah...
Seorang Sujiwo Tejo bilang seperti ini, mereka yang berbisnis di ranah Pendidikan, kesehatan dan kebutuhan bahan pokok. harusnya mempunyai hati nurani yang dalam dan rasa empati yang tinggi. karena kebutuhan ini adalah kebutuhan pokok, untuk pendidikan seharusnya tidak membebani biaya yang selangit, begitupun kesehatan dan sembako. Di ranah maya ini banyak yang masih peduli untuk itu, salah satunya adalah kampus virtual Indonesia, sebagai pembelajaran On line Gratis yang diperuntukan kaum marginal. dan mungkin masih banyak lagi.
Uang memang begitu menggiurkan, setiap orang butuh itu. dengan UANG kita bisa melakukan Apapun, tapi UANG tidak bisa membeli sebuah kebahagian. Bahagia Rasanya ketika Anak negeri Ini mengharumkan Keluarga dan Agamanya, padahal dia berangkat dari orang yang kekurangan. jangan remehkan mereka. biasanya mereka lebih kuat karena sudah terlatih dengan kekurangan sehingga biasanya akan muncul etos kerja, cita dan bara semangat u bangkit. karena mereka bagitu serius kuliah di universitas kehidupan, tak ada paksaan mengerjakan tugas, yang ada harus melakukan tugas karena harusnya begitu bukan untuk mengejar sebuah nilai, pengajar mereka adalah setiap orang, dirinya sendiri, orang tua, pengalaman dan Alloh sang Maha Pengajar. Tak ada Transkrip nilai yang ada senyuman bahagia atas jerih payahnya. bukan status yang menjadi gaya hidup, tapi berbagai dan menolong sebagai gaya hidup. Kelulusan dan wisuda ada di setiap cucuran keringat dan kerenyitan kening yang berpikir keras memikirkan bagaimana supaya dirinya bisa menjadi lebah bagi ratunya dan bunga sehingga madu itu bisa dirasakan manfaatnya untuk seluruh makhluk.
Yahh betul...kalau materi memang selalu kekurangan, bukan berarti karena kami miskin lantas kami matikan idealisme itu. walau kekurangan itu mendera biarlah itu sebagai proses walau memang harus mati karenanya...dapur yang kadang berasap ataupun harus mengikatkan ikatpinggang. Biarlah kami belajar dari semua itu, sehingga anak anak kami bisa belajar itu.
Kehidupan adalah sebuah timeline untuk membuat sebuah keyframe dan event yang berharga dan bekal...halah...kayak belajar animasi aja. yang nantinya akan berakhir juga ke peristirahtan terakhir. Hidup bersemangat untuk membangun dan mngumpulan bekal untuk mati. Harta yang dibawa adalah harta yang di Shodaqohkan, ilmu yang dibawa kematian adalah ilmu yang bermanfaat, anak yang ada dekapkan kita kita ajarkan menjadi anak yang Soleh.
berbagilah tanpa berharap imbalannya. biarkanlah Alloh yang akan selalu menjaga rizki mu.
Allohu'alam bishowab.
Permasalahan seabrek diatas setidaknya tidak membuat kita menjadi surut untuk berbuat baik kepada sesama yang memerlukannya. sangat sedih sekali ketika mendengar sebuah Rumah Sakit Daerah di Garut bangkrut diakarenakan kebanykan menampung Rakyat Miskin, kok bisa ya? padahal itu di support sama pemerintah. seharusnya kesehatan itu bisa kita nikmati grats seperti ketika kita menikmati tayangan televisi, bisa nggk yah...? malah tuh tv makin makmur saja karena ada sponsor , bisa nggk y Rumah sakit kayak gitu, Obat Obatan yang di supply sebagai baiya marketing pihak yang mempunyai Obat, ya itung itung promolah..., begitupun alat alat kesehatan...apa bisa yah...
Seorang Sujiwo Tejo bilang seperti ini, mereka yang berbisnis di ranah Pendidikan, kesehatan dan kebutuhan bahan pokok. harusnya mempunyai hati nurani yang dalam dan rasa empati yang tinggi. karena kebutuhan ini adalah kebutuhan pokok, untuk pendidikan seharusnya tidak membebani biaya yang selangit, begitupun kesehatan dan sembako. Di ranah maya ini banyak yang masih peduli untuk itu, salah satunya adalah kampus virtual Indonesia, sebagai pembelajaran On line Gratis yang diperuntukan kaum marginal. dan mungkin masih banyak lagi.
Uang memang begitu menggiurkan, setiap orang butuh itu. dengan UANG kita bisa melakukan Apapun, tapi UANG tidak bisa membeli sebuah kebahagian. Bahagia Rasanya ketika Anak negeri Ini mengharumkan Keluarga dan Agamanya, padahal dia berangkat dari orang yang kekurangan. jangan remehkan mereka. biasanya mereka lebih kuat karena sudah terlatih dengan kekurangan sehingga biasanya akan muncul etos kerja, cita dan bara semangat u bangkit. karena mereka bagitu serius kuliah di universitas kehidupan, tak ada paksaan mengerjakan tugas, yang ada harus melakukan tugas karena harusnya begitu bukan untuk mengejar sebuah nilai, pengajar mereka adalah setiap orang, dirinya sendiri, orang tua, pengalaman dan Alloh sang Maha Pengajar. Tak ada Transkrip nilai yang ada senyuman bahagia atas jerih payahnya. bukan status yang menjadi gaya hidup, tapi berbagai dan menolong sebagai gaya hidup. Kelulusan dan wisuda ada di setiap cucuran keringat dan kerenyitan kening yang berpikir keras memikirkan bagaimana supaya dirinya bisa menjadi lebah bagi ratunya dan bunga sehingga madu itu bisa dirasakan manfaatnya untuk seluruh makhluk.
Yahh betul...kalau materi memang selalu kekurangan, bukan berarti karena kami miskin lantas kami matikan idealisme itu. walau kekurangan itu mendera biarlah itu sebagai proses walau memang harus mati karenanya...dapur yang kadang berasap ataupun harus mengikatkan ikatpinggang. Biarlah kami belajar dari semua itu, sehingga anak anak kami bisa belajar itu.
Kehidupan adalah sebuah timeline untuk membuat sebuah keyframe dan event yang berharga dan bekal...halah...kayak belajar animasi aja. yang nantinya akan berakhir juga ke peristirahtan terakhir. Hidup bersemangat untuk membangun dan mngumpulan bekal untuk mati. Harta yang dibawa adalah harta yang di Shodaqohkan, ilmu yang dibawa kematian adalah ilmu yang bermanfaat, anak yang ada dekapkan kita kita ajarkan menjadi anak yang Soleh.
berbagilah tanpa berharap imbalannya. biarkanlah Alloh yang akan selalu menjaga rizki mu.
Allohu'alam bishowab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berikan Komentar pada Artikel Ini !