Selamat Datang Di Blog YudiFlasheR

Menorekan apa yang kita rasakan adalah tidak mudah, merangkai kata untuk mewakili perasaan itu seperti mendaki sebuah bukit yang terjal, terkadang terpeleset, atau terantuk dan akhirnya perlu adanya energi kemauan dan kebiasan positif yang terlatih.

Jumat, 05 November 2010

Temu Kangen 2010


Kita Tetap Bersaudara

Akhirnya, silaturahim yang berawal dari ‘menghasut’ Kang Iki pun digelar. Penghasutan yang dimulai dari mengkomen status Kang Iki sampe menjadi status terpanjang itu berhasil juga (saking panjangnya, Kang Iki mengusulkan agar status itu didaftarakan ke MURI saja). Padahal balesan komen itu ngga ada nyambung-nyambungnya dengan satatus Kang Iki. Lupa..statusna apa yaaa? Ngga hanya itu, konferensi chat di YM pun beraksi. Belakangan ketauan kalo semua itu ke broadcast karna Kang Ikinya sedang presentasi. Buat Sari dan Yudi, hayoo..tanggungjawab!hehehe…

Begitulah. Sesuai dengan kesanggupan tuan rumah, jadilah tanggal 31 Oktober lalu, kita, eks sarijadi kangen-kangenan. Terima kasih buat yang udah datang. Spesial terima kasih buat tuan rumah, yang udah begitu baik menyediakan tempat dan konsumsi GRATIS. Buat yang ngga datang pasti nyesel, kan? Terima kasih buat Teh Lelen yang udah jadi sie konsumsi dengan ikan bakarnya itu. Tapi kenapa teteh yang buat, kok malah teteh yang ketulangan, ya? Hihihihi…Udah sehat, kan?

Pertemuan yang berlangsung dari pukul sepuluh itu, berlangsung hingga Asar. Saya sendiri datang terlambat. Bis yang saya tumpangi mogok. Ah..ini kelalaian saya. Bukan salah bisnya. Ketika saya datang, yang lain sudah pada datang. Mereka sedang bercengkrama satu dengan yang lain dan juga sedang ‘membahas’ makanan ringan yang disediakan. Begitu melihat saya, seseorang berujar, “Nah..ayoo..langsung makan!” Jadi GR..rupanya mereka nunggu saya ya? Begitu rela sampe kelaparan, hihihi..Memang siy ketika di jalan, Sari sempat SMS,”Teh Ade, dimana? Yang lain udah pada nunggu nih!” Alhasil, begitu sampai, kami pun langsung makan bersama. Menghajar ikan bakar beserta sambelnya yang menggugah selera itu.

Setelah makan dan solat Dhuhur, kami duduk memenuhi ruang depan. Acara kangen-kangena pun berlanjut. Kami teruskan dengan berbagi dan bercerita tentang diri masing-masing selama terpisah cukup lama. Kebayang kan, kalo dulu kita bisa ketemu seminggu sekali ataupun kalo beda tsubat, bisa ketemu di pengajian tafsir atau acara bersama lainnya. Sekarang.. ketemu sebulan sekali aja susahnya bukan main. Sekitar tiga belas tahun kita terpisah, ya kan? Momen kemarin itu seperti napak tilas kalo kita pernah bersama. Pernah ditempa dan didewasakan dalam satu ‘wadah’ yang pada akhirnya kita tidak bersama-sama lagi dalam ‘wadah’ itu. Jadi sedih.Hiks..(tisu doong….)

Hal yang menarik dan perlu dicatat dalam pertemuan itu adalah dimanapun (harokah, kelompok, komunitas dll) dan apapun profesi kita sekarang ini, kita tetap bersaudara. Kita masih muslim yang satu tubuh. Seperti dilontarkan oleh Kang Adi, betapa beliau merasakan indahnya persaudaraan masa dulu itu. Bagaimana Kang Dwi begitu merelakan waktunya dan mengorbankan kuliahnya untuk mengajari Kang Adi agar jebol UMPTN (bener ya..Kang Adi?). Mungkin semua juga merasakan hal yang sama. Betapa kuatnya persaudaraan dan indahnya kebersamaan itu dengan nuansa dan kondisi yang berbeda-beda.

Tentu saja sangat disayangkan jika persaudaraan dan kebersamaan itu harus runtuh. Kita masih bisa, kan menjalin silaturahim dan tukar pikiran melalui teknologi yang serba canggih seperti sekarang? Selain di fesbuk, bisa lewat BB Grup, YM dll. Jadi, boleh saja raga kita tidak bersama dalam satu ‘wadah’ kayak dulu, tapi hati kita masih tetap bersama, kan? Persaudaraan itu masih tetap ada, bersemayam dalam diri kita masing-masing. Kebersamaan itu masih ada, menggelayut, kemanapun kita pergi. Satu hal yang juga tak kalah pentingnya, ghirah itu tetap berkobar, meski dalam manifestasi amal yang berbeda-beda tapi tetap untuk kebaikan bersama, untuk rahmatan lil ‘alamin.

Semoga kita bisa terus bersama-sama, saling mengingatkan dan melakukan tindakan nyata yang membumi untuk kebaikan bersama sebagai perwujudan konsep-konsep langit yang pernah kita terima.(Ratu Masrana)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berikan Komentar pada Artikel Ini !