Selamat Datang Di Blog YudiFlasheR

Menorekan apa yang kita rasakan adalah tidak mudah, merangkai kata untuk mewakili perasaan itu seperti mendaki sebuah bukit yang terjal, terkadang terpeleset, atau terantuk dan akhirnya perlu adanya energi kemauan dan kebiasan positif yang terlatih.

Jumat, 28 Januari 2011

Masa Usia Janin Dalam Kandungan


Perkembangan Janin Minggu ke-4
Saat si zigot kecil menemukan tempat di dalam rahim. dengan berakhirnya minggu ini, anda tidak mendapat menstruasi, dan menjadi tanda pertama kemungkinan kehamilan. beberapa wanita mengalami sedikit pendarahan atau flek kecokelatan yang disalahartikan sebagai menstruasi, padahal sebenarnya pendarahan yang sedikit itu terjadi karena adanya implantasi zigot ke dinding rahim anda. setelah terjadi implantasi atau menempelnya zigot pada dinding rahim, akan mulai terjadi pelepasan hormon HCG (untuk menilai tes kehamilan).
Perkembangan Janin Minggu ke-5
Ukuran bayi anda sekarang kira-kira sebesar biji apel dan pada minggu ini di sebut sebagai embrio. Bayi anda sudah mempunyai detak jantung sendiri. Plasenta dan tali pusat sudah bekerja sepenuhnya pada minggu ini. vesikel-vesikel otak primer mulai terbentuk, dan sistem saraf mulai berkembang. benjolan tangan dan kaki janin mulai terlihat. Selain sel pada benjolan tangan janin akan mengalami kematian sehingga akan membentuk jari-jari tangan. Pembentukan telinga makin sempurna dengan terbentuknya duktus endolimfatikus, yakni saluran untuk menyalurkan cairan yang terdapat dalam selaput labirin telinga dalam. Demikian pula sistem pencernaan makin sempurna dengan terjadi pembedaan yang kian nyata antara cikal-bakal usus besar dan usus buntu. Bahkan cikal-bakal ginjal dan hati pun sudah terbentuk. Begitu juga struktur muka secara keseluruhan mulai bisa “terbaca”.

Perkembangan Janin Minggu ke-6
Saat ini bayi sudah berbentuk embrio dengan panjang kurang lebih 1/17 inci. Embrio terlihat seperti berudu. Pada minggu ini dapat mengenali kepala, ekor, tangan dan anggota badan masih seperti tunas atau benjolan. Pada minggu ini terjadi pembentukan awal hati, pankreas, paru-paru, kelenjar tiroid, dan jantung. Pembuluh-pembuluh nadi di bagian kepala kian jelas terbagi-bagi menurut tugas masing-masing. Di minggu ini rongga mulut sudah tampak. Begitu juga struktur mata sudah terbentuk meski masih berjauhan letaknya. Di tengah-tengah wajah muncul tonjolan hidung. Ruas-ruas tulang belakang sudah terbentuk meski masih terlihat samar.
Perkembangan Janin Minggu ke-7
Di minggu ini embrio diperkirakan berukuran sekitar 11-17 mm. Jantung sudah terbentuk lengkap dan lebih sempurna. Saraf dan otot bekerja bersamaan untuk pertama kalinya. Bayi mempunyai refleks dan bergerak spontan (anda belum dapat merasakannya). akhir minggu ini otak akan terbentuk lengkap. Bagian hidung, bibir, lidah dan gigi mulai terbentuk, begitupula cikal bakal mata yang terlihat berwarna hitam tanpa kelopak. Tunas-tunas lengan sudah menyiku, sementara jari-jari tangan pun sudah mengarah terpisah satu sama lain. Sedangkan pemisahan jemari kakinya samar terlihat, meski telapak kakinya masih rata. Tunas tangan yang lebih cepat tumbuh ketimbang tunas kaki inilah yang agaknya bisa menjawab pertanyaan mengapa bayi kelak lebih dulu belajar memegang benda-benda di sekitarnya ketimbang belajar berjalan.

Perkembangan Janin Minggu ke-8
Embrio sekarang berukuran panjang sekitar 25-30 mm. Kepalanya membulat dan wajah polos kekanak-kanakan mulai tampak nyata dengan tertariknya bagian antara dahi dan pangkal hidung ke arah dalam. Lengan dan kaki sudah terbagi menjadi komponen paha, kaki, tangan, lengan, dan bahu. organ reproduksinya mulai terbentuk begitu juga dengan kartilago dan tulang. Telinga luar sudah terbentuk sempurna, dan mata membentuk pigmen. Pada akhir minggu ini, janin sudah mampu mendengar. Didalam otak, jaringan saraf berhubungan dengan lobi penciuman di otak. jantung sudah memompa dengan kuat dan irama teratur.
Pergerakan pertama janin dapat dideteksi melalui USG. Tubuh yang ringkih ini pun mulai bisa bergerak secara tak teratur, yang jika dijumlahkan rata-rata sebanyak 60 kali gerakan dalam sejam. Pada minggu ini, perut dan ronga dada sudah terpisah dan otot mata serta bibir bagian atas terbentuk. Jaringan kulit, kelenjar keringat, dan kelenjar minyak mulai terbentuk. Jantung berdetak dengan frekuensi 120 kali/menit. Ronga mulut, cikal bakal gigi dan lidah, alat kelamin, serta sel-sel pembentuk bulu mata mulai berkembang. Seluruh organ internal janin sudah terbentuk.
PESAN

Pada saat ibu menyadari tentang kehamilan ini, calon bayi sudah tumbuh cukup lama sehingga ibu perlu mengejar pemasukan zat gizi yang diperlukan antara lain : zat pembangunan, zat tenaga, zat pengatur/vitamin dan mineral utamanya zat besi.

Sebelum turun dari tempat tidur, makan sesuai, misalnya makan kue biskuit. Makan porsi kecil tetapi sering, mudah dicerna tidak terlalu berbumbu dan banyak minum air buah segar Pemberian zat besi tablet

Mengatasi keluhan hamil muda antara lain:
Dengan menyadari peristiwa kehamilan , adalah hal yang kodrati yang dialami oleh semua perempuan dan mohon kepada Tuhan semoga proses kehamilan berjalan lancar, selamat sampai masa persalinan dan nifas.

Hati-hati dengan pemberian obat-obatan yang dimakan untuk mengatasi keluhan pusing-pusing, pana dan sebagainya seperti : antalgin, tetracilin dan sebagainya, karena obat-obatan tersebut dapat berakibat pada pembentukan organ-organ tubuh vital.

Sabtu, 22 Januari 2011

DOA UNTUK PUTRAKU

BISMILLAHIRRAHIMANIRRAHIM.

15 tahun yang lalu (18 Januari 1996), terlahir putraku pertama: "Jaisy Er Rahman Hubbul Falasifa Sufi Al-Batawi" (Tentara Allah yg Cinta Kebijaksanaan dan Kesucian dari Jakarata). Seperti kata orang bijak: "ANAK SHOLEH TIDAKLAH DILAHIRKAN, TAPI DIBENTUK", atau seperti yang dituturkan group Raihan: "Iman tak dapat diwarisi dari seorang ayah yang bertaqwa. Ia tak dapat dijual-beli. Walau apapun caranya juga. Engaku mendaki gunung yang tinggi. Engkau meretas lautan api, namun juga tidak dapat dimiliki. Jika tidak kembali pada Allah".

Kata orang bijak, jika pendekatan agama, politik, hukum, militer, tak lagi sanggup mengatasi, maka sastra yang berbicara. Berdasarkan hadits Nabi, Addu’a silaahul mukminiin( doa adalah senjatanya orang-orang mukmin). Berikut kutipan puisi yang berisi doa sebagai refleksi cerminan diri bahwa dalam mendidik anak, tidak terlepas dari kekuasaan Allah. Puisi ini diciptakan oleh seorang jenderal Douglas Mac Arthur (Ia tulis puisi untuk putra tercintanya yang saat itu baru berusia 14 tahun. Pada saat yang bersamaan, Ia lagi di medan perang: Mei 1952. Persis dengan putraku, saat ia berumur 14 tahun: kutinggal untuk menimba ilmu di Rusia). Putraku, simaklah PUISI kiriman abi. Hayati. Renungi. Amalkan.

DOA UNTUK PUTRAKU

Tuhanku...

Bentuklah puteraku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui kelemahannya. Dan, berani menghadapi dirinya sendiri saat dalam ketakutan.

Manusia yang bangga dan tabah dalam kekalahan.

Tetap Jujur dan rendah hati dalam kemenangan.

Bentuklah puteraku menjadi manusia yang berhasrat mewujudkan cita-citanya dan tidak hanya tenggelam dalam angan-angannya saja.

Seorang Putera yang sadar bahwa mengenal Engkau dan dirinya sendiri adalah landasan segala ilmu pengetahuan.

Tuhanku...

Aku mohon, janganlah pimpin puteraku di jalan yang mudah dan lunak. Namun, tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan.

Biarkan puteraku belajar untuk tetap berdiri di tengah badai dan senantiasa belajar

untuk mengasihi mereka yang tidak berdaya.

Ajarilah dia berhati tulus dan bercita-cita tinggi, sanggup memimpin dirinya sendiri, sebelum mempunyai kesempatan untuk memimpin orang lain.

Berikanlah hamba seorang putra yang mengerti makna tawa ceria tanpa melupakan makna tangis duka.

Putera yang berhasrat untuk menggapai masa depan yang cerah

namun tak pernah melupakan masa lampau.

Dan, setelah semua menjadi miliknya...

Berikan dia cukup rasa humor sehingga ia dapat bersikap sungguh-sungguh

namun tetap mampu menikmati hidupnya.

Tuhanku...

Berilah ia kerendahan hati...

Agar ia ingat akan kesederhanaan dan keagungan yang hakiki...

Pada sumber kearifan, kelemahlembutan, dan kekuatan yang sempurna...

Dan, pada akhirnya bila semua itu terwujud, hamba, ayahnya, dengan berani berkata "hidupku tidaklah sia-sia"


BELGORAD-RUSIA, 18 Januari 2010


Abu Jaisy Er Rahman Hubbul Falasifa Sufi Al-Batawai

catatan:

Maafkan abi jika dalam mendidikmu terdapat luka hati

Bersama puisi ini, kukirimkan air mata penyesalanku untukmu

Cintailah Allah. Cintailah Rasululullah. Cintailah dakwah. Cintailah jihad. Cintailah kaum Mustadhafiin (mereka yang lemah, fakir, miskin, orang-orang yang taraniaya dan tertindas). SALAM RINDU DARI ABIMU

Tuhan Dalam Bahasa Cinta


Seorang guru kebijaksanaan lebih mencintai muridnya yang termuda ketimbang murid-muridnya yang lain. Hal ini tentu saja menimbulkan kecemburuan di kalangan murid-muridnya. Suatu hari sang guru menyuruh para muridnya menyembelih seekor ayam. Masing-masing disuruh menyembelih ayam itu di tempat yang tak seorangpun dapat melihatnya. Sang guru hanya berpesan agar mereka kembali paling lambat saat matahari terbenam.

Saat mereka kembali, semua murid membawa ayam sembelihan mereka ke hadapan sang guru. Namun anehnya murid kesayangan itu kembali dengan membawa seekor ayam yang masih hidup. Tentu saja hal ini menjadi bahan tertawaan murid-murid yang lain.
Si guru kemudian menanyakan bagaimana mereka menjalankan perintahnya. Murid pertama mengatakan bahwa ia membawa ayam itu ke rumahnya, mengunci pintu kemudian menyembelihnya. Murid kedua mengatakan bahwa ia membawa ayam tersebut ke rumahnya, mengunci pintu, menutup tirai, kemudian masuk ke dalam lemari tertutup, lalu menyembelihnya. Murid ketiga juga membawa ayam itu ke dalam lemari tertutup, namun ia menutup matanya dengan kain sehingga ia sendiripun tak melihat proses penyembelihan tersebut. Murid lainnya pergi ke daerah gelap, yang terpencil di dalam hutan. Murid terakhir pergi ke sebuah gua yang gelap gulita.

Akhirnya tibalah giliran murid yang termuda. Ia menundukkan kepalanya dengan malu. Ayamnya masih berkotek di dalam pelukannya. Dengan lirih ia berkata, “Aku telah membawa ayam ini ke dalam rumah. Tapi Tuhan berada di segala sisi rumah itu. Aku pergi ke tempat paling terpencil di hutan, tetapi Tuhan tetap ikut bersamaku. Bahkan di gua paling gelap sekalipun Tuhan berada di sana. Tak ada satu tempatpun dimana Tuhan tak dapat melihatku. “Sejak saat itu kecemburuan murid-murid yang lain langsung sirna. Mereka sadar kenapa sang guru paling mencintai muridnya yang satu ini.(Diambil dari BukuLife is Beautiful).

Oleh : Ade Suryati

CERITA DARI RUSIA UNTUK SAHABATKU DI INDONESIA

Assalamualaikum Warahamtullah Wabaraaktuh.

Wahai sahabt-sahabatku yg di Indonesia. Tulisan di bawah ini merupakan copy-an dari tulisan Galuh P. Ayu. Seorang sahabatku asal Banjar Negara (Jawa Tengah) yang kini studi di Rusia jurusan kedokteran. Tulisan ini sengaja ku-copy ulang, lalu kuterbitkan di dalam catatan fb-ku agar informasi kebaikan ini makin menyebar. Bukankah menyebarkan kebaikan itu bagian dari dakwah ? Apalagi banyak pengguna fb yang mengunakan fb-nya untuk menyebarkan sesuatu yg kurang baik. Karena itu dengan penyebaran ini semoga dapat menginspirasi yang lain untuk berlomba-lomba menyebarkan kebajikan lewat fb. SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA DAPAT MENGAMBIL HIKMAHNYA

-----------------------------------------------------------

Hijab dalam Jihad di negeri Beruang Merah

oleh Galuh P Ayu pada 19 Januari 2011 jam 21:05

12 September 2010 adalah tanggal saat aku baru kembali dari tanah air. Ibarat sebuah baterai, energiku baru saja Fully charged. Maksudku, kerinduan pada kampung halaman, keluarga, bahkan pada makanan-makanan khas Indonesia yang jarang kutemukan di Moskow, telah terkikis. Gelak tawa, canda, serta kelakar bersama keluarga telah kudapatkan dengan sempurna, sejalan dengan keharuan dan isak-tangis bahagia.

Tapi tak urung, mengingat bahwa mahasiswa kedokteran dari Indonesia di Moskow saat ini hanya aku seorang, membuat nyaliku seakan takut untuk keluar dari sarangnya. Mau tidak mau itu menjadi beban moral bagiku, meski mungkin tak seorang pun yang akan menyadari apalagi mempedulikannya. Hatiku serasa setengah hati untuk menjejakkan kaki di Moskow lagi. Namun pelukan dari sang Ibu, dukungan dari Bapak, dan senyuman hangat dari adik-adikku, membuatku berani untuk kembali ke kota ini dengan tekad dan semangat. Aku ingin berkarya demi Negara. Meski aku tau persis, hal itu tidak akan pernah semudah mengedipkan kelopak mata.

Esok adalah hari pertama masuk kuliah. Aku merasa ada hal besar yang mengusik hatiku.

Aku berdiri di depan cermin. Di sini, aku merasa ada sesuatu yang wajib aku perbuat, tapi belum kulakukan. Tiba-tiba otakku memutarkan ingatan saat aku masih berada di Indonesia. Di malam bulan Ramadhan, seusai sholat tarawih berjamaah, aku berkata kepada ibu, “Bu, Galuh pengin pake kerudung.”

Sambil tersenyum, ibu memelukku. Jawabnya, “ Alhamdulillah. Semoga Allah meridhoi niat kamu. Aamiin…”

“Tapi Galuh takut. Amal Galuh belum sempurna. Karakter Galuh masih belum berubah. Galuh takut nanti Islam malah diberi cap jelek gara-gara tingkah Galuh,” ujarku agak sedih.

“Alhamdulillah, kamu masih diberi rasa takut. Karena takut kamu itu adalah tanda iman kamu,” kali ini Bapak yang menjawab. “Tapi kalo kamu memang sudah bertekad untuk menutup aurat, InsyaAllah, kamu akan terhindar dari perbuatan yang tidak baik. Dan sedikit demi sedikit, kamu akan memperbaiki kekurangan-kekurangan kamu.”

“Kalo nanti di sana Galuh dikira teroris? Terus semua jadi memusuhi Galuh?” tanyaku masih sangsi.

“Justru di situlah ladang amal untuk kamu. Tunjukkan kalo kamu adalah muslimah yang baik. Dan insyaAllah, mereka nggak akan berbuat macam-macam dengan kamu.”

Demi mendengar kata-kata itulah. Demi mendengar dukungan-dukungan itulah. Dan demi mendengar doa-doa itulah, akhirnya aku, di depan cermin, sambil mengucap BismillaahirRahmaanirRahiim, menguatkan niat untuk mulai memakai hijab/kerudung.

Di Indonesia, memakai kerudung mungkin sudah menjadi hal yang lazim dan bukan hal baru lagi. Tapi lain halnya di bumi Russia ini. Apalagi seorang aku, yang pertama kali dikenal dulu tidak memakai hijab/kerudung...

Dan seperti dugaanku, perjuangan baru saja dimulai. Cobaan demi cobaan silih berganti. Mulai dari teman, dosen, sampai ZamDekan.

Tepat 10 hari aku dinyatakan bolos. Tanpa mendapat ampun, apalagi pengertian dari dosen-dosen, aku langsung dibebani dengan segudang otrabotka (menjalani test lisan untuk menebus bolos kuliah). Aku hanya dapat menghela napas sambil mengucap Wa laa khaula wa laa quwwata Illaa billah. Otrabotka kujalani dengan sabar. Ketidak-puasan dosen penguji atas jawabanku yang kurang sempurna, kuanggap sebagai pemicu untuk dapat menjadi lebih baik dan lebih rajin membaca. Karena mencari ilmu adalah jihad yang wajib dilakukan oleh setiap muslim.

Tapi ternyata mereka benar-benar menguji imanku. Untuk menebus satu tema untuk satu Mata Kuliah saja, aku harus lebih dari sekali menjalani test. Okelah, aku memang tidak jenius, sehingga tak semua hal aku ketahui dengan mendetail. Tapi apakah mengusir mahasiswa yang tidak dapat menjawab SATU soal rumit –yang bahkan anak Russia sendiri tidak tau apa jawabannya- ,adalah sebuah tindakan yang bijaksana?? Padahal soal-soal lainnya sudah dijawab dengan lengkap sesuai dengan apa yang tercatat dalam semua buku..!

ZamDekan,,,terakhir kudengar, dia adalah seorang Yahudi yang (memang) menDO seorang siswa muslimah (naudzubillah)...

Lain lagi dengan komentar teman-temanku. Mereka yang mengetahui bagaimana perilakuku, sempat shock, dan benar-benar tidak percaya dengan keputusanku. Bahkan ada yang keceplosan bertanya, “ Ayu, tiy shto?? Vishla zamuzh, shto-li?” (*Ayu, kamu kenapa?? Udah nikah apa??). Aku tersenyum menanggapinya, sambil berucap, “Nggak. Karena di Al-Qur’an tertulis bahwa Islam mewajibkan para muslimah memakai hijab atau semacamnya untuk menutupi aurat.”

Belakangan, aku memaklumi keheranan mereka. Temanku menjelaskan bahwa di sini, wanita-wanita beragama Islam yang memakai hijab adalah para wanita yang dianggap sudah dewasa, dalam hal ini pun sudah menikah, atau minimal siap untuk menikah.

Ada pula yang iseng, sengaja mencegatku di tengah jalan. Aku menghormatinya, karena dia masih teman seangkatanku.

“Assalamualaikum,” sapa cowok itu. Padahal agamanya bukanlah Islam. Dan sebelumnya, dia tidak pernah sekalipun menegurku dengan sapaan itu.

Tapi aku tetap menjawab, “Wa’alaikum salam.”

“Jadi, sekarang kamu mulai pake hijab?” tanyanya sambil cengar-cengir.

“InsyaAllah,” jawabku pendek. Aku sudah mencium gelagat tidak mengenakkan darinya.

“Terus…kamu juga akan berhenti dengerin lagu rock, hip-hop dan semacamnya, dan cuma dengerin lagu dari Arab?” lanjutnya. Terdengar sedikit menyindir.

“Lagu dari Arab? Maksudnya?” Alisku menyerit.

“Yang semacam memuji-muji Tuhan kamu, nabi kamu, dan lain-lain.”

“Jika memang harus, kenapa tidak?” tantangku.

“Oh, C’mon. Ini bukan seperti Ayu yang aku kenal.”

“Sorry, but I think you didn’t know me, you don’t know me, and you will never know me. I’m still the same Ayu. And I am a Muslim.”

“Okey… Then, what’s the meaning of AYU?”

Aku menghela napas. Pertanyaan semacam ini sudah berulang kali aku dengar. Tapi kebanyakan tidak puas dengan jawabanku. “Masa nama sependek itu, artinya bisa sebagus itu?” protes mereka. Padahal aku hanya menjawab Ayu artinya kebaikan. Dalam arti, harapan dari orang tuaku supaya aku bisa menjadi anak yang mengabdi pada kebaikan, di mana saja aku berada.

Ayu. Aku dipanggil dengan nama belakangku sejak PodFac tahun 2007 lalu. Nama panggilan ini hanya akan terdengar di kampus dan asrama. Orang-orang Indonesia akan memanggilku dengan nama lain. Galuh.

“Apa kamu merasa kalo kamu sudah sempurna, sehingga bisa memakai hijab sebagai status kamu? Atau kamu pake itu cuma untuk fashion saja?”

“Astaghfirullah…”Akhirnya kutinggalkan dia. Aku takut obrolan ini bukannya mendatangkan manfaat, melainkan hanya mudharat.

Aku mungkin tidaklah sempurna, tapi aku berusaha untuk menjadi lebih baik. Proses – tidak pernah instan. Perlu waktu, usaha, dan kesabaran.

Aku mungkin masih belajar berdiri, tapi bukan berarti di kemudian hari aku tidak mampu untuk berjalan, bahkan berlari. Dan jika suatu saat nanti aku akan terjatuh, aku yakin pasti akan ada tangan-tangan kuat yang terulur untuk membantuku bangkit kembali…

p.s. = semoga Allah meridhoi jihad kita..aamiinn…

------------------------- berikut di bawah ini kutipan dari komentar KSN. JILBAB --------------------------

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIMI

Kagem: Sedherekku Galuh P Ayu

  • "Apakah kamu mengira akan masuk Surga padahal belum diuji dan diketahui kesabarannya ? " (3:142)

  • Setiap hal untuk dapat diketahui tingkat kualitasnya, mesti diuji. Terkait sekolah/kuliah misalanya: tidak ikut UAS, tapi kok dapat ijasah, pasti ijasahnya aspal (asli tapi palsu). Apalagi soal Iman. Seperti kata pepatah, Angin di atas, tiupannya makin kencang. Mereka yang lemah, pasti mudah jatuh. Begitu pula bentuk ujian keimanan. Makin tinggi bentuk godaan, kiranya dapat dimaknai cara Allah menaikkan derajat kualtias keimanan seseorang.Pernyataan di atas, secara filosofis kiranya dapat dikatakan bahwa Syetan amat berjasa mengantarkan kita masuk Syurga. Jika tidak pernah digoda Syetan, artinya tidak pernah di uji. Dan jika tidak pernah di uji berarti belum bisa masuk Surga, sebab Surga diperuntukkan bagi orang-orang yang beriman tinggi. Orang yang beiman tinggi adalah mereka yang telah lulus ujian. Dan siapakah makhluk penggoda Iman ? tidak lain adalah Syetan. Karena itu Syetan tidak perlu ditakuti. Syetan tidak perlu dihindari. Syetan adalah mitra bersaing untuk menguji kualitas keimanan kita.
  • Mbak GALUH P AYU: Rusia adalah bumi Allah. Bumi adalah planet yg cocok untuk manusia. Dan di bumi Rusia ini adalah tempat dimana keimanan diuji. tentu saja jenis godaanya beda dengan di Indonesia. Disitulah sesungguhnya cara Allah hendak menaikkan derajatmu.

    وَلا تَهِنُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الأعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

    "Janganlah kamu berkecil hati dan bersedih, asalkan kamu beriman maka kamu adalah orang yg tinggi derajatnya" (3:139)

    SEMOGA ALLAH MENGANGKAT DERAJATMU DAN SENANTIASA MENJAGAMU.

    Belgorad-Rusia, 19 Januari 2010

    Sahabat Serantau,

    Ust. KUSEN, M.A

Belajar Mengapresiasi


Seorang anak muda yang baru lulus dari universitas memohon kerja sebagai manajer di sebuah perusahaan yang besar. Anak muda itu lulus dalam sesi wawancara pertama dan keputusan keputusan akhir berada di tangan sang direktur pada wawancara sesi terakhir. Direktur perusahaan melihat prestasi akademik anak muda ini cemerlang sejak sekolah menengah pertama hingga lulus universitas.

Sang direktur bertanya, "Apakah anda mendapat biasiswa di sekolah?"

Anak muda tersebut menjawab; "Tidak".

Sang direktor bertanya lagi, "Adakah ayah anda yang membiayai sekolah anda?" Anak muda itu menjawab, "Ayah saya meninggal dunia ketika saya berusia setahun, ibu saya yang menanggung biaya sekolah saya selama ini".

Sang direktur bertanya, "Di mana ibu anda bekerja?" Anak muda itu menjawab, "Ibu saya bekerja sebagai pencuci pakaian". Sang direktor meminta anak muda tersebut menghulurkan tangannya. Tangan anak muda itu kelihatan halus dan lembut.

Sang direktur bertanya, "Pernahkah anda membantu ibu anda bekerja?" Anak muda itu menjawab, "Tidak, ibu saya senantiasa meminta saya belajar dan membaca buku. Lagi pula ibu saya mencuci pakaian lebih cepat dari saya".

Sang direktur berkata, "Saya mempunyai sebuah permintaan. Sewaktu anda pulang hari ini, cucilah tangan ibu anda, dan keesokan harinya temuilah saya".

Anak muda tersebut merasakan punya peluang yang cukup tinggi untuk mendapat kerja. Ketika ia pulang, ia meminta ibunya membolehkannya membersihkan tangan ibunya. Ibunya merasa aneh, gembira dan dengan perasaan bercampur baur, ia menunjukkan tangannya pada sang anak.

Anak muda tersebut mulai membersihkan tangan ibunya secara perlahan-lahan. Air mata mula menitik. Itulah untuk pertama kalinya ia melihat tangan ibunya yang kasar dan penuh luka-luka. Sebagian luka begitu sakit sehingga si ibu menggigil saat dibersihkan dengan air.

Inilah kali pertama anak muda tersebut menyadari bahwa sepasang tangan inilah yang bekerja keras demi membiayai sekolahnya. Luka-luka ditangan ibunya itulah merupakan harga yang harus dibayar demi membiayai sekolah dan masa depannya.

Selepas selesai membersihkan tangan sang ibu, anak muda itu mulai mencuci pakaian yang masih tersisa untuk ibunya.

Keesokan hari, anak muda itu pergi ke kantor tersebut. Sang direktur menyadari ada titik-titik air mata yang tergenang dalam mata anak muda itu. Ia bertanya, "Sudikah anda menceritakan apa yang telah anda lakukan kemarin dan apa saja yang telah anda pelajari??"

Anak muda itu menjawab, "Saya membersihkan tangan ibu saya dan turut membantu mencuci pakaian yang masih tersisa".

Sang direktur berkata, "Tolong nyatakan perasaan anda".

Anak muda itu berkata, Pertama, kini saya memahami apa itu apresiasi. Tanpa ibu saya, sudah pasti saya tidak akan berhasil seperti hari ini. Kedua, dengan bekerja bersama dan membantu ibu, saya kini memahami sesungguhnya begitu sulit untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan. Ketiga, kini saya mula mengapresiasi kepentingan dan nilai hubungan kekeluargaan.

Sang direktur lalu berkata, "Inilah yang saya cari untuk mengisi jabatan manajer. Saya ingin merekrut orang yang bisa mengapresiasi bantuan orang lain. Orang yang memahami penderitaan orang lain dalam menyelesaikan tugasnya, dan seorang yang tidak melihat uang sebagai satu-satunya dalam kehidupannya. Anda diterima bekerja di sini.

Kemudian, anak muda ini bekerja keras, dan dihormati oleh teman-teman sekerjanya. Setiap pekerja bekerja keras sebagai sebuah tim. Perusahaan tersebut mencapai hasil yang memuaskan.

Seorang anak, yang terbiasa dilindungi dan diberi apa saja yang dikehendaki akan menumbuhkan mentalitas yang senantiasa mementingkan dirinya terlebih dahulu. Ia tidak menghargai usaha dan kesulitan yang dirasakan oleh ibu dan ayahnya. Saat ia mulai bekerja, ia berasumsi bahwa semua orang harus mendengar kata-katanya. Saat ia menjadi manajer, ia tidak pernah tahu atau ingin ambil tahu akan kesulitan dan usaha orang lain dan senantiasa akan menyalahkan orang lain. Orang seperti ini, sekalipun pendidikannya tinggi, tapi sebenarnya ia tidak akan dapat merasa atau menikmati keberhasilan. Ia hanya akan mengeluh dan dipenuhi dengan rasa benci.

Anda bisa memanjakan anak-anak anda, tinggal di rumah yang besar, belajar piano, menonton tv dan sebagainya. Tetapi ketika anda melakukan pekerjaan, biarlah mereka turut merasakannya. Selepas makan, biarlah mereka turut membantu mencuci piring dan sebagainya. Bukan karena anda tidak mampu mempunyai pembantu rumah, tetapi anda ingin mencintai mereka dengan jalan yang benar. Anda ingin mereka memahami. Yang paling penting ialah anak anda belajar mengapresiasi upaya dan merasai kesulitan serta belajar untuk bisa bekerja dengan orang lain. (IRIB/NA/SL)

Oleh : Kang Solichin

Adakah yang mengatakan memiliki mimpi itu sulit?


Bermimpi itu mudah.
Ia tak perlu modal materi, atau modal yang membuat fisikmu letih. Kau hanya butuh diam, membayangkan dirimu di masa depan, lalu menjawab pertanyannmu sendiri, tentang ingin jadi apa kau di masa nanti. Itu! Jawaban itu adalah mimpimu. Mudah kan?

Mimpi adalah indikasi bahwa kita adalah makhlukNya yang mulia karena mimpi seyogyanya adalah hal yang berkaitan dengan ibadah.

Maka mimpi adalah amanah. Ketika kita memiliki mimpi dan kita sadar bahwa mimpi kita akan membawa manfaat untuk ummat, untuk Ad-din ini, maka lakukan!
Karena Allah memberikan kita kesempatan untuk menjadi batu-bata kebenaran.

Apakah itu mudah? Tidak! Itulah mengapa memiliki mimpi itu sulit: sulit pada proses pengwujudannya. Lalu bagaimana? Adakah kita menyerah?

Oleh : Sari Narulita